Hackers, sebuah film yang menceritakan pertarungan antara anak muda underground untuk meretas sistem komputer dan melumpuhkan sistem keamanan sebuah perusahaan hi-tech. Swordfish, film yang menceritakan usaha pembuatan virus komputer untuk merusak sistem keamanan bank, agar dapat melakukan transfer rekening bank secara ilegal. Kedua film tersebut bercerita tentang para peretas atau istilah kerennya hacker.
Pada umumnya, hacker identik dengan tindak kejahatan. Namun www.wikipedia.org melansir hal itu. Pasalnya, hacker disini diartikan sebagai orang yang membuat atau memodifikasi software dan hardware yang berkaitan dengan keamanan.
Inilah kutipan majalah Phrack edisi pertama tentang manifesto hacker : “Ini adalah dunia kami, dunianya elektron dan switch, keindahan sebuah band. Kami mendayagunakan sebuah sistem yang telah ada tanpa membayar yang bisa jadi biaya tersebut sangatlah murah jika tidak dijalankan dengan nafsu tamak mencari keuntungan, dan kalian sebut kami kriminal. Kami menjelajah, dan kalian sebut kami kriminal. Kami mengejar pengetahuan, dan kalian sebut kami kriminal. Kami hadir tanpa warna kulit, kebangsaan, ataupun prasangka keagamaan, dan kalian sebut kami kriminal.”
“Kalian membuat bom atom, kalian menggelar peperangan, kalian membunuh, berlaku curang, membohongi kami, dan mencoba menyakinkan kami bahwa semua itu demi kebaikan kami, tetap saja kami yang disebut kriminal. Ya, aku memang seorang kriminal. Kejahatanku adalah rasa keingintahuanku. Kejahatanku adalah karena menilai orang lain dari apa yang mereka katakan dan pikirkan, bukan pada penampilan mereka. Kejahatanku adalah menjadi lebih pintar dari kalian, sesuatu yang takkan kalian maafkan. Aku memang seorang hacker, dan inilah manifesto saya. Kalian bisa saja menghentikanku, tetapi kalian tak mungkin menghentikan kami semua. Bagaimanapun juga, kami semua senasib seperjuangan.”
Dari kacamata masyarakat tentang tipologi hacker sebenarnya salah jika mereka menganggap bahwa hacker-lah yang memanfaatkan celah keamanan untuk mengambil keuntungan. Situasi yang digambarkan pada film maupun dalam berita, sebenarnya adalah cracker yang menerobos masuk ke sistem keamanan dan mengutak-atiknya dengan tujuan mencari keuntungan atau mencuri sesuatu yang kemudian melumpuhkan sistem keamanan tersebut.
Perbedaan antara hacker dan cracker kini menjadi sangat tipis. Hal ini dikarenakan masyarakat menganggap kode etik dan manifesto hacker antara cracker adalah sama. Selain itu juga cracker tidak jarang menyebut diri mereka sebagai hacker.
Pada umumnya, hacker identik dengan tindak kejahatan. Namun www.wikipedia.org melansir hal itu. Pasalnya, hacker disini diartikan sebagai orang yang membuat atau memodifikasi software dan hardware yang berkaitan dengan keamanan.
Inilah kutipan majalah Phrack edisi pertama tentang manifesto hacker : “Ini adalah dunia kami, dunianya elektron dan switch, keindahan sebuah band. Kami mendayagunakan sebuah sistem yang telah ada tanpa membayar yang bisa jadi biaya tersebut sangatlah murah jika tidak dijalankan dengan nafsu tamak mencari keuntungan, dan kalian sebut kami kriminal. Kami menjelajah, dan kalian sebut kami kriminal. Kami mengejar pengetahuan, dan kalian sebut kami kriminal. Kami hadir tanpa warna kulit, kebangsaan, ataupun prasangka keagamaan, dan kalian sebut kami kriminal.”
“Kalian membuat bom atom, kalian menggelar peperangan, kalian membunuh, berlaku curang, membohongi kami, dan mencoba menyakinkan kami bahwa semua itu demi kebaikan kami, tetap saja kami yang disebut kriminal. Ya, aku memang seorang kriminal. Kejahatanku adalah rasa keingintahuanku. Kejahatanku adalah karena menilai orang lain dari apa yang mereka katakan dan pikirkan, bukan pada penampilan mereka. Kejahatanku adalah menjadi lebih pintar dari kalian, sesuatu yang takkan kalian maafkan. Aku memang seorang hacker, dan inilah manifesto saya. Kalian bisa saja menghentikanku, tetapi kalian tak mungkin menghentikan kami semua. Bagaimanapun juga, kami semua senasib seperjuangan.”
Dari kacamata masyarakat tentang tipologi hacker sebenarnya salah jika mereka menganggap bahwa hacker-lah yang memanfaatkan celah keamanan untuk mengambil keuntungan. Situasi yang digambarkan pada film maupun dalam berita, sebenarnya adalah cracker yang menerobos masuk ke sistem keamanan dan mengutak-atiknya dengan tujuan mencari keuntungan atau mencuri sesuatu yang kemudian melumpuhkan sistem keamanan tersebut.
Perbedaan antara hacker dan cracker kini menjadi sangat tipis. Hal ini dikarenakan masyarakat menganggap kode etik dan manifesto hacker antara cracker adalah sama. Selain itu juga cracker tidak jarang menyebut diri mereka sebagai hacker.
No comments:
Post a Comment